Budaya
organisasi adalah karakteristik dan pedoman yang dianut oleh para anggota
organisasi atau kelompok usaha tertentu, yang berperan untuk mendorong dan
meningkatkan efektivitas kerja organisasi baik dalam jangka pendek maupun
jangka panjang.
Konsep budaya organisasi sendiri ialah tuntunan
organisasi atau perusahaan sehingga mampu membedakannya dengan organisasi lain. Artinya,
budaya organisasi bisa menjadi sebuah norma dan nilai yang dianut oleh seluruh
anggota organisasi tersebut yang nantinya dapat mempengaruhi cara mereka dalam
bekerja, berperilaku dan beraktivitas (Naomi, 2021).
Organisasi
merupakan suatu sistem yang saling mempengaruhi satu sama lain, apabila salah
satu dari sub sistem tersebut rusak, maka akan mempengaruhi sub-sub sistem yang
lain.
Budaya organisasi didalam pemerintahan
merupakan implementasi nilai-nilai luhur dari pancasila. Dalam organisasi
pemerintah harus diwujudkan dalam semua tingkatan kepemimpinan. Pola komunikasi
yang partisipatif, gaya kepemimpinan yang lebih pada mengajak daripada
memerintah, memberi keteladanan yang baik, mendorong dan memberikan kepercayaan
kepada bawahan, serta pengambilan keputusan dengan cara musyawarah.
Seorang pemimpin berperan dalam
melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap tugas-tugas pegawainya. Di samping
itu, tindakan ini juga dapat mencegah terjadinya fenomena kinerja pegawai yang
tidak disiplin (Usrotin C, Ilmi (2015)). Pemberian motivasi dapat meningkatkan
kinerja karena ada pemberian rewards kepada pegawai (Yulianti ES
et.al (2021)).
Budaya kerja dilingkungan instansi
pemerintah terlihat sangat rendah, hal ini dapat dilihat dari jumlah jam kerja
dan jam istirahat yang tidak sesuai dengan ketentuan. Penerapan jam kerja
yang tidak teratur itulah yang menyebabkan kinerja seorang karyawan tidak bisa
optimal. Kinerja pemerintahan sering mendapatkan kritik dari masyarakat karena
kinerjanya yang masih rendah namun sangat kebal terhadap sanksi maupun
hukuman. Pelaksanaan budaya kerja pada instansi pemerintah diperlukan berkaitan
dari semua pihak, agar betul-betul bisa terlaksana sesuai dengan harapan.
Pelaksanaan budaya kerja, adalah persoalan perilaku, oleh karena pemahaman
terhadap nilai-nilai yang menjadi dasar dalam organisasi pada penghayatan yang
lebih dalam. Dengan penghayatan nilai-nilai tersebut akan tercermin dalam
perilaku aparatur sehari-hari (Sofhia, Putri (2015)).
Budaya organisasi yang ada di Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Enrekang misalnya, ditemukan kurangnya pengarahan mengenai kedisiplinan kerja yang mana terlihat masih adanya pegawai yang berkeliaran pada waktu jam kerja, selain itu masih dijumpai adanya oknum pegawai yang tidak mampu bekerja secara profesional seperti datang terlambat atau mangkir kerja dengan menggunakan alasan memiliki tugas lain yakni memantau pohon-pohon yang sudah di tanam disekitar permukiman, serta pegawai yang tidak ikut apel, dan meninggalkan kantor sebelum jam kantor berakhir. Sehingga pegawai bekerja sesuka mereka tanpa memperhatikan aturan-aturan dan target yang telah direncanakan menyebabkan pegawai menjadi tidak terkoordinasi dalam melakukan pekerjaannya.
Seringnya terjadi kesalah-pahaman
antara pegawai terlihat dari pegawai yang masih sering terlambat dalam
menghadiri pertemuan rapat dikarenakan kurangnya komunikasi sehingga
berpengaruh pada kualitas pekerjaan. Karna pada dasarnya komunikasi merupakan
kunci utama dari suatu manajemen, tanpa adanya komunikasi proses manajemen
tidak dapat berjalan.
Adapun kegiatan yang dilakukan
yang sudah merupakan budaya organisasi dalam bekerja yaitu pegawai melakukan penyuluhan kepada masyarakat
untuk meningkatkan
pengetahuan tentang pengelolaan hutan dengan membagikan bibit pohon, dan memberikan arahan
agar tidak melakukan pembakaran hutan dan penebangan hutan secara liar.
Sehingga mampu menciptakan lingkungan yang kondusif melalui pengolahan hutan
yang lestari dan berkelanjutan.
Disamping itu tidak berjalannya sistem rewards yang membuat pegawai bermalas-malasan, belum menjamin penertiban para pegawai yang sering mangkir atau pulang kantor sebelum waktunya bisa berjalan efektif.
Budaya organisasi
diharapkan mampu membangun kesadaran pegawai dalam meningkatkan kedisiplinan
serta dapat mengubah perilaku menjadi lebih baik daripada sebelumnya demi
tercapainya suatu tujuan yang akan dicapai oleh suatu organisasi atau
institusi. Kedisiplinan merupakan suatu hal yang harus ditegakkan dalam suatu
organisasi karena tanpa adanya dukungan disiplin personil yang baik, maka
organisasi akan sulit dalam mewujudkan tujuannya.
Referensi:
Mustika (2018). Budaya Organisasi Di Dinas Kehutanan Dan Perkebunan Kabupaten Enrekang. https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/387-Full_Text.pdf
Yulianti ES et.al (2021) Analysis Of Career Development Programs And Employee Work Motivation In Madiun Institutions. JKMP (Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik). 9:1. doi: 10.21070/jkmp.v9i1.1561
0 comments:
Posting Komentar